MIMBA (Azadirachta indica L)

Nama daerah : Nimba, imba (jawa); intaran, nimba (bali); membha (Madura)Mimba adalah tanaman asli daerah tropika Asia Tenggara. Tanaman ini tumbuh cepat dan tahan kering sehingga tanaman ini telah lama dibudidayakan di daerah kering di Asia, Afrika, dan Amerika Tengah sebagai somber kayu. Mimba yang dtumbuh di lahan kering dan tidak subur menghasilkan zat bioaktif yang lebih banyak daripada yang tumbuh di tanah subur. Mimba merupakan tanaman pohon dengan tinggi 10-15 m dan berakar tunggang. Batang tegak, berkayu, berbentuk bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial, dan berwarna coklat. Daun majemuk, letak berhadapan, berbentuk lonjong, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal meruncing, tulang daun menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai daun panjangnya 8-20 cm, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin dua, letak di ujung cabang, tangkai silindris, panjang 8-15 cm. Benang sari silindris dan berwarna putih kekuningan. Putik lonjong dan berwarna coklat muda. Buah berbentuk bulat telur berwarna hijau., berdiameter ± 1 cm dan berwarna putih.Mimba tumbuh baik di daerah panas, di ketinggian 1 – 700 m dpl. dan tahan cekaman air. Di daerah yang banyak hujan bagian vegetatif sangat subur, tetapi sulit untuk menghasilakn biji (generatif).Perbanyakan melalui biji. Mimba berbunga pertama kali pada umur 2-3 tahun dan berbuah pada umur 3-4 tahun. Umumnya tanaman mimba berbuah sekali setahun.
Buah mimba dapat dirontokkan, dipetik, maupun ditarik dari dahan- dahannya.

  1. Bagian tumbuhan yang digunakan : Biji dan daun
    Biji mengandung 25 senyawa limonoid dan daun mengandung 57 senyawa limonoid dengan zat bioaktif utama azadiracktin (C35H44016). Zat bioaktif ini bekerja sebagai zat penolak, pencegah nafsu makan, penghambat tumbuh, larvasida (untuk mengendalikan larva), bakterisida (mencegah aflatoksin), mitisida (obat kudis), virisida (mengendalikan virus mosaik pada tembakau), rodentisida, ovisida, spermatisida, fungisida, nematisida dan moluskisida. Bahan aktif ini terdapat di semua bagian tanaman, tetapi yang paling tinggi terdapat pada biji. Biji mengandung minyak 35-45%.
    Di samping itu kandungan senyawa kimia lainnya, ekstrak biji dan daun mimba terdapat 3 golongan penting yaitu : azadirachtin, salanin, dan meliantriol, dan lain-lain. Ketiga senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok Tripernoid yang merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin (Kubo dan Klocke, 1981; Paropuro, 1989).
    Sinar matahari dapat menguraikan minyak mimba yang disemprotkan pada tanaman dalam waktu seminggu. Namun pengaruh sistemiknya dapat diperpanjang sampai lebih dari satu bulan dengan mengaplikasikan azadirachtin (senyawa aktif dari mimba) ke dalam tanah.
    Sifat penting azadirachtin adalah fitotiksisitasnya kecil atau tidak ada pada dosis efektif, tidak toksik untuk manusia dan vertebrata lainnya, daya kerja utama adalah menekan nafsu makan (antifeedant) untuk serangga hama.
    Kematian hama sebagai akibat perlakuan mimba terjadi pada pergantian instar-instar atau pada proses metamorfosis. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Mimba juga berperan sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan, menghambat peletakan telur, dan dapat bekerja
  2. OPT sasaran
    Penghisap polong, Riptortus linearis pada tanaman kedelai, penyakit busuk daun/pangkal batang Phytophthora spp. pada berbagai tanaman hortikultura, penyakit antraknosaColletotrichum spp. pada tanaman buncis.
Jenis OPT utama yang dapat dikendalikan antara lain

Pada tanaman hortikultura 
Ulat buah (cabai, tomat) 
Helicoverpa armigera
Kutu daun (sayuran) 
Aphid
Ulat daun kubis 
Pluttela xylostella
Ulat krop (kubis) 
Crocidolomia binotalis
Ulat tanah (sayuran) 
Agrotis spp.
Pengorok daun (sayuran) 
Liriomyza spp.
Kutu kentang 
Empoasca fabae
Kutu kebul (sayuran) 
Bemisia tabaci
Kutu (jeruk) 
Panonychus citri,
Planococcus citri
Rebah kecambah (sayuran) 
Rhizoctonia solani,
Sclerotium spp.
Ulat grayak (sayuran) 
Spodoptera spp.
Nematoda 
Meloidogyne spp.
Mediterranean fruit 
fly 
Ceratitis capitata
(buah-buahan) 
Layu fusarium 
(sayuran, 
Fusarium oxysporum
buah-buahan) 
Pada tanaman pangan 
Wereng coklat (padi) 
Nilaparvata lugens
Wereng hijau (padi) 
Nephotettix virressens
Wereng zigzog (padi) 
Sogatella furcifera
Belalang kembara
Lucusta migratoria
(padi, jagung, kedelai) 
Ulat grayak 
Spodoptera litura
Pada hama gudang 
Kumbang 
Callosobruchus chinensis
(kacang-kacangan) Corcyra cephalonica
Kumbang beras 
Sitophilus oryzae
Khapra beetle 
Trogoderma granarium
Lesser grain borer 
Rhizopertha dominica
Tribolium sp.

  • Cara aplikasi
    Setelah buah dipanen, daging buah yang masak sebaiknya dipisahkan dari bijinya dengan cara mencucinya. Pengeringan dan penyimpanan biji mimba dapat dilakuan dengan menjemurnya selama beberapa hari di bawah sinar matahari. Biji diratakan setipis mungkin. Proses pengeringan yang kurang sempurna akan menyebabkan biji terserang cendawan selama penyimpanan. Biji yang kering disimpan di tempat kering dalam wadah yang teraliri udara, misalnya karung goni atau keranjang. Wadah yang tidak tembus udara seperti kantong plastik kurang baik untuk menyimpan biji mimba.
    Pemrosesan biji mimba
    Untuk membuat larutan semprot 10 liter diperlukan campuran air 10 liter dan 500 gram biji mimba. Sebelum dicampur, biji ditumbuk lalu diaduk di dalam air dan dikocok dengan kuat. Campuran didiamkan paling sedikit 5 jam, atau sebaiknya satu malam, supaya senyawa mimba terlepas dari bijinya ke dalam larutan air.
    Ekstrak mimba dapat disemprotkan dengan menggunakan alat semprot, sebelumnya partikel-partikel biji mimba harus disaring dari larutan untuk mencegah penyumbatan nozle. Apabila tidak ada alat semprot, dapat menggunakan kuas jerami. Dalam hal ini larutan tidak perlu disaring. Kuas dicelupkan dalam larutan kemudian dipercikkan di atas tanaman sampai semua daun basah. Efek senyawa mimba berlangsung selama 3 – 6 hari.
    Untuk mengendalikan ulat buah (H. armigera) sebanyak 5 kg biji mimba ditumbuk dibungkus dalam kain/serbet kemudian direndam dalam satu ember air selama 12 jam. Mimba yang terbungkus dalam serbet diperas. Dalam wadah lain larutkan 10 gram deterjen dalam 1 liter air, kemudian campurkan dalam larutan mimba. Encerkan larutan dengan air sampai menjadi 100 liter larutan.

    Sebagai repellent, 500 gram biji mimba dilarutkan dalam 100 liter air dapat melindungi tanaman 0,1 ha selama 2 minggu.

    Sebagai nematisida/fungisida pada terong. Di India dilaporkan bahwa dengan mencampurkan pelet mimba 1-2 ton/ha pada saat pengolahan tanah dapat mengendalikan tanaman terong dari serangan nematoda, penyakit bercak daun, dan penggerek buah.

    Untuk mengendalikan hama secara umum (Kardinan, 2000) Bahan : daun mimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20gram, air 20 gram.

    Daun mimba, lengkuas, dan serai ditumbuk halus, kemudian diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 60 liter air kemudian semprotkan pada tanaman.

    Untuk mengendalikan hama pada bawang merah
    Bahan : daun mimba 1 kg, umbi gadung racun 2 bush, deterjen sedikit, air 20 gram. Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk dengan 20 liter air dan diendapkan semalam. Keesokkan harinya larutan disaring.

    Untuk mengendalikan hama gudang
    Daun mimba ditumbuk sampai menjadi tepung/serbuk. Untuk 1 kg benih diperlukan 1 gram tepung daun mimba. Campurkan secara merata. Dengan perlakuan tersebut dapat melindungi benih dari serangga hama gudang sampai 6 bulan. Penggunaan tepung daun mimba dapat diterapkan pada biji-bijian untuk keperluan konsumsi karena relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan.

    Manfaat lain

    Selain sebagai bahan biopestisida, mimba juga berguna sebagai bahan sabun mandi, pasta gigi, obat-obatan, sayuran, pengganti pakan ternak, bahan bakar, dan sebagai tanaman hias.

0 Response to "MIMBA (Azadirachta indica L)"

Posting Komentar